Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Palabuhanratu, telah mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan, pasca terbakarnya pohon beringin di puncak Gunung Jayanti yang telah membuat panik masyarakat Desa Citarik, Kec. Palabuhanratu, Senin (22/8) lalu. Sebelumnya, pohon beringin yang terbakar itu, disangka warga Gunung Jayanti akan meletus dengan mengeluarkan lava dan semburan pijar api. Demikian pikiran rakyat menulis.
“Walaupun penyebab terbakarnya pohon itu bukan akibat kebakaran hutan, namun kita tetap mengantisipasinya supaya tidak terjadi kebakaran hutan yang meluas, khususnya di Gunung Jayanti,” kata Assisten Perhutani (Assper) BKPH Palabuhanratu, Agus Suhendar ketika ditemui di kantornya di Palabuhanratu, Rabu (24/8).
Menurut dia, guna mencegah terjadinya kebakaran hutan pascaterbakarnya pohon beringin di Gunung Jayanti tersebut, sejumlah petugasnya sudah melakukan ilarang (sekat pemisah) di lokasi kejadian. Cara tersebut dengan membersihkan ranting dan dahan pohon kering di sekeliling pohon beringin yang terbakar. Luas lahan hutan yang dibersihkan sekira setengah hektare.
“Jadi, kami sudah melakukan langkah antisipasi sedini mungkin, supaya tidak terjadi kebakaran hutan. Apalagi sekarang sedang musim kemarau. Bahkan dua petugas kami yang datang ke lokasi, tidak mau pulang sebelum pohon yang terbakar itu benar-benar padam. Api di Gunung Jayanti, seratus persen padam, Selasa (23/8) pukul 11.00 WIB. Bahkan saat itu banyak warga yang naik gunung untuk meyakinkan dan melihat secara labngsung ” kata Agus.
Lebih jauh ia menjelaskan, terbakarnya pohon beringin di Gunung Jayanti hingga dihebohkan sebelumnya seperti lava dan semburan pijar api itu, bukan disebabkan akibat kebakaran hutan. Akan tetapi, diduga kuat akibat ulah orang yang sengaja membakar sarang tawon untuk mengambil madunya. Terlebih ketika dicek oleh petugas di lokasi kejadian, di dekat pohon beringin itu banyak tawon yang berseliweran.
“Walaupun bukan disebabkan kebakaran hutan, tapi kita tetap mengantisipasinya dengan mencegah supaya tidak terjadi kebakaran hutan dengan melakukan ilaran,” tuturnya.
Agus menambahkan, guna mencegah terjadinya kebakaran hutan di saat musim kemarau ini, secara umum sudah disosialisasikan kepada seluruh masyarakat dengan membagikan selembaran yang berisi imbuauan. Upaya itu sudah dilakukan sekira dua minggu lalu. Selain itu, pihaknya pun sudah membuat empat posko di titik rawan kebakaran hutan. Keempat posko itu, antara lain posko Buniwangi, Jayanti, Parangmasigit utara dan Parangmasigit selatan.
“Sosialisasi pencegahan kebakaran hutan di musim kemarau ini, sangat penting disampaikan kepada masyarakat. Sebab, dari mana airnya, kalau hutan terbakar,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu partisipasinya