Jumlah kasus kecelakaan laut (laka laut) yang terdata oleh Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kab. Sukabumi di kawasan Pantai Palabuhanratu dan Cisolok pada libur Hari Raya Idul Fitri 1432 H tahun 2011, meningkat dibandingkan tahun lalu. Demikian tulis pikiran rakyat.
Peningkatan itu terlihat, dari jumlah kasus laka laut pada libur lebaran tahun lalu sebanyak 103 kasus, tahun ini naik menjadi 144 kasus. Jumlah kasus laka laut sebanyak itu, terdiri dari 139 kasus korban terselamatkan, dua korban meninggal dunia dan tiga korban hilang tenggelam. Data tersebut terhitung sejak H+1, Kamis (1/9) hingga H+5, Senin (5/9) kemarin.
Menurut Wakil Ketua Balawista Kab. Sukabumi, Yanyan Nuryanto ditemui di Tourism Information Center (TIC) Palabuhanratu, Selasa, (6/9), meningkatnya kasus laka laut itu, imbas dari kenaikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Palabuhanratu dan Cisolok.
Lonjakan jumlah pengunjung itu, pengaruh pembangunan penataan kawasan pantai yang dilakukan Dinas Kepariwisataan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga (Disparbudpora) Kab. Sukabumi. Namun sayangnya, penataannya tidak dibarengi dengan sistem pengelolaannya yang baik.
Akibatnya, jumlah kasus laka laut menngkat. “Jadi, jumlah wisatawannya naik, tapi tidak dibangun sistem pengelolaan kawasan pantainya. Tak heran, pada libur Lebaran tahun ini jumlah laka lautnya meningkat,” kata Yanyan.
Kurang terbangunnya sistem pengelolaan kawasan pantai itu, kata dia, salah satunya minimnya penyediaan sarana dan peralatan untuk menjaga keselamatan wisatawan.
Saat ini bendera merah tanda dilarang berenang yang dipasang di sejumlah titik rawan laka laut, dinilai sangat kurang. Selain itu, ketiadaan papan peringatan di sejumlah tempat keramaian pengunjung. Ditambah lagi, sarana yang dimiliki para personel Balawista pun dinilai kurang lengkap. Hal itu, seperti rescue board, torpedo, malibu, leg jacket, teropong dan pelampung.
Dikatakan, himbuan secara langsung melalui megaphone di pantai pun, sangat jarang. Minimnya sarana dan peralatan ini membawa dampak meningkatnya jumlah kasus laka laut.
“Padahal penyediaan sarana dan peralatan ini, bagian dari sistem pengelolaan kawasan pantai. Begitu pula jalinan komunikasi dan koordinasi antara stakeholder pariwisata dengan pemerintah pun, kurang sinergis.” kata Yanyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu partisipasinya