sumber :pr
Sebanyak 405 kepala keluarga (KK) di tiga desa di Kec. Cikakak, Kab. Sukabumi, hingga kini belum menikmati aliran listrik. Dari jumlah warga sebanyak itu, warga di Kedusunan Cengkuk, Ds. Margalaksana yang paling banyak belum menikmati listrik hingga mencapai 220 KK.
Sementara sisanya masing-masing di Kp. Marinjung 35 KK dan Kp. Cilarangan 60 KK di Ds. Margalaksana. Sedangkan dua desa lainnya, yakni di Ds. Sirnarasa 40 KK dan Ds. Ridogalih 50 KK.
“Warga yang belum menikmati listrik, paling banyak di wilayah desa kami,” kata Kepala Desa Margalaksana, Fahrudin ketika ditemui di kantor Kecamatan Cikakak, Jumat (30/4).
Ia menjelaskan, kendala belum terpasangnya aliran listrik di daerahnya, dikarenakan belum ada tiang-tiang jaringan listrik. Berbagai upaya pengajuan pemasangan listrik sekaligus jaringannya, sudah dilakukan dari dulu. Namun sampai sekarang hasilnya nihil.
“Kami sudah berkali-kali mengajukan proposal sejak 2003 lalu. Tapi sampai sekarang, tidak ada realisasinya. Hampir setiap tahunnya kita selalu membuat proposal kepada PLN dan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) untuk mendapatkan program lisdes (listrik desa). Tetapi nyatanya, sampai sekarang tak kunjung terpasang,” ujar Fahrudin.
Tahun ini, lanjut dia, pihaknya sudah membuat proposal lagi yang ditujukan kepada PLN UPJ Palabuhanratu dan APJ Sukabumi yang disampaikan beberapa waktu lalu. Bahkan saat itu, sejumlah petugas PLN sempat datang meninjau lokasi. Akan tetapi sayangnya, PLN mematok harga kepada warga untuk pemasangan listrik termasuk pembangunan jaringannya masing-masing Rp 2,5 juta.
“Harga Rp 2,5 juta itu, sampai listrik terpasang di rumah. Tapi masalahnya, warga kebanyakan tidak mampu membayar harga semahal itu. Paling juga, mereka sanggupnya Rp 1,5 juta,” ungkap Fahrudin.
Ia menilai, sebetulnya jalan keluar untuk pembangunan jaringan listrik itu hanya ada dalam program lisdes di Distamben Kab. Sukabumi. Cuma masalahnya, sudah berkali-kali proposal diajukan untuk permintaan lisdes, tapi selalu tidak ada tanggapannya. Padahal, program lisdes itu sangat ditunggu-tunggu masyarakat karena listriknya bisa menjangkau ke pemukiman penduduk di pelosok perkampungan, tanpa memikirkan lagi masalah jaringan.
“Tapi tahun ini, masih ada, nggak, program lisdes? Saya belum dapat informasi lagi tentang lisdes tersebut. Kalau dengan lisdes, enak. Masyarakat tidak perlu memikirkan jaringan, yang penting tahu lampu nyala di rumah dan tinggal bayar rekeningnya ke PLN,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu partisipasinya