Ketika kami jalan-jalan menelusuri situs pikiran rakyat, ada tulisan yang menarik dimana sumber menulis tentang aksi mogok kerja yang dilakukan Tenaga Honor Lepas (THL).
Puluhan perawat dan bidan di RSUD Sekarwangi Kab. Sukabumi yang berstatus Tenaga Honorer Lepas (THL) melakukan aksi mogok kerja karena adanya ketimpangan gaji yang mereka terima. Tidak sesuainya gaji itu dinilai sebagai pelecehan terhadap profesinya sebagai perawat dan bidan. Menurut perwakilan THL perawat dan bidan RSUD Sekarwangi Agus Gumilang, perawat dan bidan yang berlatar belakang pendidikan Diploma 3 (D3) menerima gaji sebesar Rp 600 ribu. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan THL yang lulusan SMA, yaitu sebesar Rp 750 ribu.
”Kami sudah tahu kalau honorer itu gajinya kecil. Tapi yang menjadi persoalan itu ada perbedaan dengan mereka yang lulusan SMA. Ini penghinaan terhadap profesi,” katanya di sela-sela aksinya di halaman RSUD Sekarwangi Kab. Sukabumi, Selasa (1/2).
Menurut dia, latar belakang pendidikan seharusnya menjadi pertimbangan utama penentuan gaji. Dengan begitu penggajian dirasakan lebih adil. Masa kerja perawat dan bidan itu bervariasi antara satu hingga enam tahun. Agus mengatakan, pada tahun pertama ia bekerja di RSUD Sekarwangi, ia menerima gaji sebesar Rp 750 ribu, namun tahun berikutnya mengalami penurunan menjadi Rp 600 ribu per bulan.
Puluhan perawat dan bidan di RSUD Sekarwangi Kab. Sukabumi yang berstatus Tenaga Honorer Lepas (THL) melakukan aksi mogok kerja karena adanya ketimpangan gaji yang mereka terima. Tidak sesuainya gaji itu dinilai sebagai pelecehan terhadap profesinya sebagai perawat dan bidan. Menurut perwakilan THL perawat dan bidan RSUD Sekarwangi Agus Gumilang, perawat dan bidan yang berlatar belakang pendidikan Diploma 3 (D3) menerima gaji sebesar Rp 600 ribu. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan THL yang lulusan SMA, yaitu sebesar Rp 750 ribu.
”Kami sudah tahu kalau honorer itu gajinya kecil. Tapi yang menjadi persoalan itu ada perbedaan dengan mereka yang lulusan SMA. Ini penghinaan terhadap profesi,” katanya di sela-sela aksinya di halaman RSUD Sekarwangi Kab. Sukabumi, Selasa (1/2).
Menurut dia, latar belakang pendidikan seharusnya menjadi pertimbangan utama penentuan gaji. Dengan begitu penggajian dirasakan lebih adil. Masa kerja perawat dan bidan itu bervariasi antara satu hingga enam tahun. Agus mengatakan, pada tahun pertama ia bekerja di RSUD Sekarwangi, ia menerima gaji sebesar Rp 750 ribu, namun tahun berikutnya mengalami penurunan menjadi Rp 600 ribu per bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu partisipasinya