Follow Us

Kamis, 16 Februari 2012

Ayah Tembak Laptop Anak Hanya Karena Satatus di Facebook

Seorang ayah yang kesal karena membaca status Facebook putrinya menunjukkan kekesalan dengan menembak laptop putrinya. Tak cukup hanya menembak, ia merekam dan memublikasikan aksi itu melalui YouTube. Tommy Jordan, yang bekerja di bidang TI, menemukan status Facebook tersebut saat akan meng-upgrade laptop putrinya. Status Facebook yang berisi keluhan sang anak kepada orangtuanya itu memang diatur "hidden" agar tidak terbaca oleh orang lain.
Namun, ketika menemukannya, sang ayah langsung kesal dan meluapkan emosinya. "Kamu mungkin ingin menyembunyikannya dari semua orang, tapi saya akan membagikannya kepada semua orang," ujar Jordan.
Benar saja, Jordan lalu memublikasikan status Facebook putrinya itu dalam sebuah rekaman video yang diunggah ke YouTube. Dalam video itu, Jordan menyampaikan secara lisan, apa yang tertulis di dinding profil Facebook putrinya. Putrinya merasakan ketidakadilan dalam hidupnya, sering disuruh mengerjakan pekerjaan rumah, dan orangtuanya selalu membuat hidupnya sulit.

Sambil membacakan keluhan putrinya, Jordan selalu mengomentari kata-kata putrinya yang dianggap berlebihan. Ia mengungkap betapa hidup putrinya sudah dipermudah dengan berbagai perangkat teknologi yang memadai, tetapi tidak ada penghormatan dan terima kasih bagi orangtuanya itu.

Dengan kesal, di akhir video, Jordan menembakkan enam peluru ke laptop putrinya yang diletakkan di rumput. Ia kemudian menembakkan tiga peluru lagi sebagai penegasan bahwa ini adalah pelajaran yang harus dipetik oleh anaknya.

Setelah mem-posting di YouTube, Jordan juga membagikan video itu di akun Facebook miliknya. Saat mem-posting link dari YouTube tersebut, Jordan menuliskan kekecewaannya sebagai ayah dan ia merasa tak ada yang bisa dilakukannya selain merusak laptop putrinya secara permanen.

Mungkin bagi Jordan, sembilan peluru itu akan membuat sang anak jera, sekaligus bisa memberi pelajaran bagi anak-anak lain agar menghormati orangtuanya. Jordan berhasil mencuri perhatian publik dengan kunjungan sebanyak lebih dari 29 juta kali di YouTube. Namun, apakah cara mendidik seperti ini efektif?

Nyatanya, video ini justru memancing remaja lain untuk membuat video-video balasan. Kebanyakan dari video balasan itu menghujat tindakan sang ayah yang arogan. Lebih dari 10 video balasan sudah ditayangkan di YouTube. Bahkan, ada pula yang membuatkan video animasi berdasarkan video aslinya, untuk mengejek tindakan sang ayah.

Sumber kompas

0 comments:

Posting Komentar

Ditunggu partisipasinya