Ratusan warga yang tergabung dalam Organisasi Cibentang bersatu (OCB) desa Cibentang Kecamatan Gunungguruh, kemarin dari pukul 08.30 WIB menggelar aksi unjuk rasa ke kantor Desa Cibentang. Masa yang datang menuntut kejelasan pengalokasian dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan dana Bantuan Gubernur (Ban-Gub) yang senilai Rp100 juta itu.
Warga yang datang dengan menggunakan kendaraan roda empat dan juga ada yang jalan kaki, diterima di aula kantor Desa Cibentang.
Ketua OCB yang juga koordinator aksi damai kemarin itu, Ahmad Madria menyampaikan bahwa masyarakat melakukan aksi itu karena selama ini dana Ban-Gub dan dana PNPM diduga telah diselewengkan dan penuh Nepotisme oleh Kepala Desa Cibentang, Ida Rusmiati.
“Untuk infrastruktur jalan saja, hanya jalan gang dan aspal sealakadarnya. Dan sebagian dana Ban-Gub itu dipakai untuk jalan Kabupaten, tentunya itu sudah penyelewengan,”kata Ahmad.
Selain itu, Ahmad juga menyampaikan bahwa selama ini pengelolaan dana tersebut selalu oleh suami kepala desa, Muhdi. Perangkat desa hanya sebatas tameng saja.
“Dimulai dari ketua pelaksana sampai bendahara, itu adalah suami bu Kades. Jelas ini tentunya adalah nepotisme,”ujarnya.
Bukan hanya itu saja, sambung Ahmad, jabatan ketua PNPM pun diambil alih oleh suami Kades.
Setelah mendengar tuntutan warga, Kepala Desa (Kades) Cibentang Ida Rusmiyati menyatakan, perihal dana bantuan gubernur, pihaknya mengklaim semuanya sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku dan tidak menyalahi aturan.
“Kami sudah melakukannya sesuai dengan prosedur,”jelasnya.
Adapun bantuan yang digelontorkannya untuk pengaspalan jalan untuk kabupaten itu hanya berapa persen saja, sebab jalan tersebut terlihat sudah semakin mengkhawatirkan. ” Menurut pemahaman saya, dana bantuan gubernur bisa digunakan untuk membantuan insfastruktur kabupaten yang sudah rusak parah,” jelasnya.
Pada saat menyampaikan aspirasinya, warga meminta suami Kades untuk dihadirkan. Namun berbagai macam usaha, suami Kades tersebut tak nampak batang hidungnya. Hal ini semakin membuat pertanyaan besar bagi masyarakat yang aksi.
“Kami meminta suami Kades untuk hadir, tapi tidak datang juga. Ada apa sebetulnya, kenapa beliau tidak berani menghadapi warga,”tanya Ahmad.
Dalam acara aksi damai yang digelar kemarin, hadir juga Muspika Gunungguruh, dimulai dari Camat, Polsek, dan Koramil Gunungguruh.
Menyikapi aksi warga, Camat Gunungguruh, Mulyadi menyampaikan bahwa tindakan yang digelar oleh warga kemarin itu adalah kritik yang membangun, hal ini tentunya untuk perbaikan kedepannya.
“Ini adalah aksi yang positif dalam menyampaikan keluhan atau aspirasi, kami akan melakukan mediasi untuk menemukan solusinya,”ujar Mulyadi.
Aksi kemarin itu, belum menemukan titik temu. Dan rencananya akan digelar mediasi antara warga dengan pihak desa yang waktunya belum ditentukan, hingga akhirnya warga membubarkan diri dan menunggu waktu itu. “Kami akan menggelar aksi kemabli, jika tuntutan kami tidak indahkan,”tegas Ahmad.
Sementara itu, Camat Gunungguruh berjanji akan menggelar mediasi untuk menyelesaikan permaslahan ini. Hal ini menurutnya, masalah ini harus secepatnya diselesaikan.
“Kami akan mempasislitasi untuk diadakan mediasi antara warga dengan pihak desa, supaya menemukan solusinya,”imbuh Mulyadi.
Untuk mengamankan aksi kemarin, ratusan anggota kepolisian dari Mapolsek Gunungguruh dan Polresta Sukabumi diterjunkan. “Koramil juga ikut mengamankan aksi ini,”tandas Ahmad pada Radar Sukabumi.
Sumber radarsukabumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu partisipasinya