Follow Us

Selasa, 14 Agustus 2012

Kemerdekaan dan Ramadhan

Sahabat jumpa kembali untuk kesekian kalinya, irwan ingin mencoba mengangkat hubungan antara Kemerdekaan dan Ramadhan. Bulan Agustus kali ini menjadi sangat istimewa, karena bertepatan dengan bulan Ramadhan. Persis ketika PPKI tahun 1945 menyiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia juga terjadi bulan Ramadhan (Djoened Poesponegoro, Marwati, 1984).
Bulan dimana bangsa Indonesia yang mayoritas muslim harus melaksanakan shaum dan keberkahan Ramadhan telah menghantarkan tokoh – tokoh bangsa Indonesia saat itu berani mengambil resiko untuk memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa harus menunggu perpindahan kekuasaan dari Jepang. Sementara terungkap bahwa tanggal 17 Agustus 1945, dipilih oleh Soekarno – Hatta, karena tanggal tersebut mempunyai ‘daya mistik’ (Hardi, Lasmidjah, 1984), diantaranya bahwa 17 adalah jumlah rekaat dalam sholat. Tanggal 17 Agustus 1945 jatuh di hari Jum’at, dimana Jum’at merupakan hari yang cukup dihormati oleh kaum muslim, sebagai salah satu hari dimana umat muslim, terutama pria dan akil baligh diwajibkan untuk sholat berjamaah berbeda dibanding sholat jamaah rowatib.
Tentu saja kali ini ada makna lain sehingga Allah SWT memberikan rejeki sehingga Agustus 2012 bertemu dengan Ramadhan 1433 H, sehingga bisa memberikan manfaat lebih kepada umat muslim dan bangsa Indonesia pada umumnya. Sebab pertemuan dua bulan sarat makna ini sangat jarang terjadi, inilah moment bagi bangsa Indonesia untuk bisa memberikan arti lebih.
Kemerdekaan bangsa Indonesia ditandai dengan pembacaan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, oleh Soekarno – Hatta, ini adalah moment penting yang tidak bisa dirubah lagi oleh masyarakat Indonesia atau masyarakat internasional, harga mati yang pengorbanan mempersiapkan proklamasi kemerdekaan sama dengan pertaruhan hidup mati sebuah bangsa. Kemerdekaan Indonesia harus diperjuangkan dengan segala bentuk pengorbanan, harta bahkan nyawa siap dipertaruhkan untuk merebut kemerdekaan. Salah besar apabila ada anggapan bahwa kemerdekaan Indonesia hanyalah pemberian kekuasaan administratif oleh Jepang atau Sekutu (Soebardjo, Ahmad, 1978).
Tapi hasil jerih payah, kegigihan, dan kerja keras bangsa Indonesia. Shaum Ramadhan menurut Abul ‘Ala al-Maududi merupakan sebuah perjuangan dan kegigihan seorang hamba untuk bisa memenuhi keinginan utama yaitu menjadi orang bertakwa, artinya hamba tersebut tidak hanya sebagai muslim tapi mukmin dan meningkat menjadi muttaqien (tingkat tertinggi). Sementara Ibnul Qayyum Al-Jauzi mengartikan shaum ramadhan sebagai bentuk pencucian jiwa (tazkiyatun nafs) sebelum dapat menapakkan kakinya menuju tingkat atau derajat lebih tinggi, sebuah bentuk hijrah dari kotor menuju bersih.

0 comments:

Posting Komentar

Ditunggu partisipasinya